Geografi Regional Asia Tenggara - Sungai Mekong : Pembangunan dan Ancaman Terhadap Ekosistem
Sungai Mekong atau disebut dengan sungai Lancang Jiang
oleh Tiongkok, merupakan sungai yang terpanjang urutan ke-12 di dunia dan ke-7
di Asia.1 Sungai tersebut merupakan jantung kehidupan bagi enam
negara yang dialirinya. Mata air sungai Mekong berasal dari pegunungan di Tibet
kemudian mengalir menuju Tiongkok, Myanmar, Kamboja, Thailand, Laos, dan
Vietnam.2 Sungai Mekong di
bagi menjadi dua bagian yaitu wilayah hulu dan hilir karena membentang sangat
panjang. Berhulu dari dataran tinggi Qinghai di wilayah Tibet yang mengalir
sejauh 4000 km hingga bermuara di Laut Tiongkok Selatan.3 Wilayah
hulu dari sungai ini disebut dengan istilah Upper Basin (lembah atas) dimana
wilayah yang tercakup didalamnya adalah Tiongkok dan Myanmar.4
Sedangkan bagian hilir dari sungai Mekong disebut dengan Lower Mekong Basin
(lembah bawah) yang mengaliri Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.5
Sungai Mekong mempunyai potensi yang sangat besar jika
dimanfaatkan dengan baik oleh negara-negara yang dilalui sungai tersebut. Salah
satu sumber daya terbesar yang dapat dimanfaatkan adalah air sungai. Debit air
yang dihasilkan rata-rata mencapai 13.000 m3 /tahun.6
Debit air yang besar, dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) oleh negara-negara yang dialiri sungai Mekong. Selain itu, sungai Mekong
juga dijadikan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat kawasan hilir.
Negara-negara di kawasan hilir, memanfaatkan sungai Mekong untuk menangkap
ikan, irigasi sawah, sebagai jalur transportasi dan kekayaan mineral dapat
diambil dari dalam sungai tersebut seperti pasir.7 Sungai Mekong
juga menjadi jantung perekonomian bagi kawasan yang dilaluinya. Debit air yang
cukup besar dapat digunakan untuk mengairi sawah irigasi yang merupakan mata
pencaharian utama masyarakat Vietnam. Selain itu dengan keberadaan kawasan
delta Sungai Mekong memberikan manfaat lebih bagi persawahan karena mineral
dari endapan lumpur yang dibawanya membuat lahan pertanian di kawasan vietnam
menjadi subur sehingga menjadikannya salah satu negara pengekspor beras
terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Sungai Mekong juga memiliki potensi
sebagai sumber ikan air tawar. Ada banyak sekali spesies ikan air tawar khas
Sungai Mekong yang menjadi banyak incaran para pengusaha ikan air tawar. Selain
itu sungai Mekong juga menjadi jalur perdagangan laut yang penting karena
menghubungkan Asia Tenggara dengan Cina bahkan sampai sekarang jalur ini masih
aktif beroperasi karena tak hanya kapal kecil yang bisa melaluinya tapi juga
kapal-kapal kargo besar.
Dibalik
potensi yang sangat besar sungai mekong memiliki berbagai problematika
didalamnya. Krisis lingkungan sangat menghantui wilayah-wilayah di sekitar
daerah aliran sungai Mekong. Selama lebih dari empat dekade, penduduk setempat
hidup berdampingan dengan Sungai Mekong, kini kawasan Delta Sungai Mekong
hancur akibat aktivitas penambangan komoditas pasir. Padahal tanpa Sungai Mekong,
mustahil Thailand dan Vietnam menjadi produsen beras terbesar di Asia Tenggara
karena sungai ini menghidupi ratusan juta penduduk kawasan tiap harinya. Namun
status tersebut kini terancam akibat adanya
penambangan pasir. Penambangan pasir yang sangat massif tersebut disebabkan oleh
adanya permintaan pasir dari negara-negara maju seperti singapura.8 Selain
itu hal paling utama yang menyebabkan kerusakan juga adalah erosi harian dasar
sungai yang mengakibatkan menurunnya permukaan sungai. Imbasnya, jumlah ikan
yang biasanya jadi sumber pencaharian nelayan setempat menurun. Kondisi ini
diperparah dengan membengkaknya populasi di area Delta Sungai Mekong dan negara
di sekitarnya. Sayangnya, penduduk setempat yang hidup dan bekerja di
penambangan pasir tidak mampu berpikir panjang dampak ekologis yang diakibatkan
oleh penambangan pasir karena alasan memenuhi kebutuhan ekonomi.8
Selain
akibat penambangan pasir di Sungai Mekong, Salah seorang peneliti juga
mengatakan bahwa beroperasinya 2 bendungan dari 11 yang direncanakan di jalur
mekong juga membawa perubahan terhadap debit aliran sungai.9
Pembangunan bendungan di wilayah hulu sungai Mekong oleh Negara China secara
otomatis mengurangi debit air Sungai Mekong secara keseluruhan. Sementara itu,
air di Sungai Mekong memiliki arti yang sangat vital bagi perekonomian
negara-negara di wilayah hilir dan muara. Perekonomian negara tersebut
sepenuhnya bergantung kepada sungai Mekong. Sungai ini berperan vital dalam
pertanian padi serta perkebunan sayuran serta buah-buahan yang menjadi
komoditas utama dari negara-negara ini. Aliran Sungai Mekong juga menjadi surga
bagi ikan-ikan air tawar yang menjadi urat nadi bagi para nelayan di sekitar
sungai. Wilayah delta Sungai Mekong di Vietnam dan Danau Tonle Sap di Kamboja
dikenal sebagai salah satu tempat pembiakan ikan terbaik di dunia.10
Sepertiga dari Delta Mekong adalah rawa-rawa, dan di utara, ada sungai yang rata dan penuh rerumputan tapi di musim hujan, kedalamannya bisa mencapai tiga meter. (BBC Indonesia,2015)
Dampak
negatif dari pembangunan bendungan raksasa Cina telah diulas dalam jurnal World
Rivers Review edisi Desember 2014. Pembangunan bendungan tersebut juga
menyebabkan ketidakstabilan suhu air sungai yang akan berpengaruh kepada
beberapa hal seperti perubahan perilaku ikan, perubahan pola migrasi ikan, dan
reproduksinya. Pembangunan bendungan juga akan menutup jalur migrasi ikan saat
bereproduksi maupun mencari makanan. Bendungan raksasa di wilayah hulu ini juga
akan menghambat aliran endapan unsur hara ke arah hilir. Endapan hara ini
mengandung zat-zat yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah di wilayah
hilir. Endapan-endapan yang alirannya dihambat oleh adanya bendungan raksasa
juga berfungsi untuk mencegah erosi di sepanjang aliran sungai sebagai akibat
penambangan pasir. Selain itu, unsur endapan ini juga bisa menghalangi naiknya
air laut ke wilayah muara atau delta Sungai Mekong yang terkenal subur. Jika
endapan ini terhambat alirannya oleh adanya bendungan maka air laut dapat naik ke
wilayah pertanian yang tentu dapat berakibat fatal terhadap tanaman-tanaman pertanian
yang tidak memerlukan salinitas di dalamnya seperti padi dan sayur-sayuran.10
Kesimpulannya
yaitu Sungai Mekong adalah sungai yang mengalir dari
dataran tinggi Qinghai di wilayah Tibet hingga bermuara di Laut Tiongkok
Selatan yang tidak hanya
mengaliri satu negara saja. Sungai ini sangat berpotensi besar bagi Negara yang
dilaluinya seperti Myanmar, Kamboja, Thailand, Laos, dan Vietnam. Sungai ini
berpotensi besar untuk pengairan lahan pertanian, sumber energi listrik dan
produksi hasil perikanan air tawar. Selain itu sungai ini juga memiliki manfaat
hasil pertambangan di wilayah hilir seperti tambang pasir. Oleh karena itu dalam
pengelolaan sungai ini perlu dilakukan pengawasan pemanfaatan potensi yang ada agar
tidak dilakukan secara berlebihan, karena harus memperhatikan negara-negara lainnya yang dialiri oleh
aliran sungai mekong.11 Maka dari itu, dalam pengelolaanya
diperlukan sebuah wadah atau kerja sama di regional asia tenggara khususnya
yang dialiri sungai Mekong untuk
mengatur pemanfaatan sungai Mekong agar tidak menimbulkan konflik antar negara
dan juga tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Salah satu solusinya
ialah meningkatkan kembali peran Komisi Sungai Mekong atau Mekong River
Commission.
Referensi
1Mekong River Facts, Research Program
on Water, Land, and Ecosystems, diakses dalam https://wle-mekong.cgiar.org/mekong-river-facts/
(4/4/2020, 17.14 WIB).
2 The Lower Mekong Dams: A
Transboundary Water Crisis, International Rivers, diakses dalam https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-dams-a-transboundary-watercrisis-7900
(4/4/2020, 17.20 WIB).
3 Mario Ritter, China-led Groups Wants
More Development on Mekong River, Voice of America, diakses dalam https://learningenglish.voanews.com/a/china-led-group-wants-more-developmenton-mekong-river/4205103.html
(4/4/2020), 17.24 WIB.
4 Mekong Basin, Mekong Flows, diakses
dalam http://mekongriver.info/mekong-basin (4/4/2020, 18.20 WIB).
5 Ibid.
6Mekong River Basin, Aquastat, diakses
dalam http://www.fao.org/nr/water/aquastat/basins/mekong/mekong-CP_eng.pdf
(4/4/2020, 18.24 WIB)
7 Natural Resources, Mekong River
Commission for Sustainable Development, diakses dalam http://www.mrcmekong.org/mekong-basin/natural-resources/
(4/4/2020, 18.30 WIB).
8
Jiang, Gao. 2017. Menelusuri Sungai Mekong, Melihat Krisis Lingkungan Akibat
Tambang Pasir diakases dalam https://www.vice.com/id_id/article/j5jw9p/menelusuri-sungai-mekong-melihat-krisis-kemanusiaan-akibat-tambang-pasir
9 Nugraha,
Ricky Mohammad. 2020. Bahaya mengintai di pesisir mekong dalam https://majalah.tempo.co/read/financial-times/159719/delta-mekong-gambaran-nyata-hancurnya-wilayah-pesisirsungai?user=register&hidden=login%3Fhidden%3Dlogin?hidden=login
10 Indra,
Putu Agung Nara. 2016. Politik yang Mengalir di Sungai Mekong dalam https://tirto.id/politik-yang-mengalir-di-sungai-mekong-b43F
11 The lower Mekong Dams: A Transboundary Water Crisis, International
Rivers, diakses dalam https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-dams-a-transboundary-watercrisis-7900
(04/04/2020, 19.07 WIB).
Việt, T. (2013, March 28). The Lower Mekong Dams Factsheet Text.
Retrieved from International Rivers:
https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-damsfactsheet-text-7908
Komentar
Posting Komentar