Geografi Regional Asia Tenggara - Sungai Mekong : Pembangunan dan Ancaman Terhadap Ekosistem

Sumber : wikipedia
Sungai Mekong atau disebut dengan sungai Lancang Jiang oleh Tiongkok, merupakan sungai yang terpanjang urutan ke-12 di dunia dan ke-7 di Asia.1 Sungai tersebut merupakan jantung kehidupan bagi enam negara yang dialirinya. Mata air sungai Mekong berasal dari pegunungan di Tibet kemudian mengalir menuju Tiongkok, Myanmar, Kamboja, Thailand, Laos, dan Vietnam.2  Sungai Mekong di bagi menjadi dua bagian yaitu wilayah hulu dan hilir karena membentang sangat panjang. Berhulu dari dataran tinggi Qinghai di wilayah Tibet yang mengalir sejauh 4000 km hingga bermuara di Laut Tiongkok Selatan.3 Wilayah hulu dari sungai ini disebut dengan istilah Upper Basin (lembah atas) dimana wilayah yang tercakup didalamnya adalah Tiongkok dan Myanmar.4 Sedangkan bagian hilir dari sungai Mekong disebut dengan Lower Mekong Basin (lembah bawah) yang mengaliri Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.5
Sungai Mekong mempunyai potensi yang sangat besar jika dimanfaatkan dengan baik oleh negara-negara yang dilalui sungai tersebut. Salah satu sumber daya terbesar yang dapat dimanfaatkan adalah air sungai. Debit air yang dihasilkan rata-rata mencapai 13.000 m3 /tahun.6 Debit air yang besar, dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) oleh negara-negara yang dialiri sungai Mekong. Selain itu, sungai Mekong juga dijadikan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat kawasan hilir. Negara-negara di kawasan hilir, memanfaatkan sungai Mekong untuk menangkap ikan, irigasi sawah, sebagai jalur transportasi dan kekayaan mineral dapat diambil dari dalam sungai tersebut seperti pasir.7 Sungai Mekong juga menjadi jantung perekonomian bagi kawasan yang dilaluinya. Debit air yang cukup besar dapat digunakan untuk mengairi sawah irigasi yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Vietnam. Selain itu dengan keberadaan kawasan delta Sungai Mekong memberikan manfaat lebih bagi persawahan karena mineral dari endapan lumpur yang dibawanya membuat lahan pertanian di kawasan vietnam menjadi subur sehingga menjadikannya salah satu negara pengekspor beras terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Sungai Mekong juga memiliki potensi sebagai sumber ikan air tawar. Ada banyak sekali spesies ikan air tawar khas Sungai Mekong yang menjadi banyak incaran para pengusaha ikan air tawar. Selain itu sungai Mekong juga menjadi jalur perdagangan laut yang penting karena menghubungkan Asia Tenggara dengan Cina bahkan sampai sekarang jalur ini masih aktif beroperasi karena tak hanya kapal kecil yang bisa melaluinya tapi juga kapal-kapal kargo besar.
Dibalik potensi yang sangat besar sungai mekong memiliki berbagai problematika didalamnya. Krisis lingkungan sangat menghantui wilayah-wilayah di sekitar daerah aliran sungai Mekong. Selama lebih dari empat dekade, penduduk setempat hidup berdampingan dengan Sungai Mekong, kini kawasan Delta Sungai Mekong hancur akibat aktivitas penambangan komoditas pasir. Padahal tanpa Sungai Mekong, mustahil Thailand dan Vietnam menjadi produsen beras terbesar di Asia Tenggara karena sungai ini menghidupi ratusan juta penduduk kawasan tiap harinya. Namun status tersebut kini terancam akibat  adanya penambangan pasir. Penambangan pasir yang sangat massif tersebut disebabkan oleh adanya permintaan pasir dari negara-negara maju seperti singapura.8 Selain itu hal paling utama yang menyebabkan kerusakan juga adalah erosi harian dasar sungai yang mengakibatkan menurunnya permukaan sungai. Imbasnya, jumlah ikan yang biasanya jadi sumber pencaharian nelayan setempat menurun. Kondisi ini diperparah dengan membengkaknya populasi di area Delta Sungai Mekong dan negara di sekitarnya. Sayangnya, penduduk setempat yang hidup dan bekerja di penambangan pasir tidak mampu berpikir panjang dampak ekologis yang diakibatkan oleh penambangan pasir karena alasan memenuhi kebutuhan ekonomi.8
Selain akibat penambangan pasir di Sungai Mekong, Salah seorang peneliti juga mengatakan bahwa beroperasinya 2 bendungan dari 11 yang direncanakan di jalur mekong juga membawa perubahan terhadap debit aliran sungai.9 Pembangunan bendungan di wilayah hulu sungai Mekong oleh Negara China secara otomatis mengurangi debit air Sungai Mekong secara keseluruhan. Sementara itu, air di Sungai Mekong memiliki arti yang sangat vital bagi perekonomian negara-negara di wilayah hilir dan muara. Perekonomian negara tersebut sepenuhnya bergantung kepada sungai Mekong. Sungai ini berperan vital dalam pertanian padi serta perkebunan sayuran serta buah-buahan yang menjadi komoditas utama dari negara-negara ini. Aliran Sungai Mekong juga menjadi surga bagi ikan-ikan air tawar yang menjadi urat nadi bagi para nelayan di sekitar sungai. Wilayah delta Sungai Mekong di Vietnam dan Danau Tonle Sap di Kamboja dikenal sebagai salah satu tempat pembiakan ikan terbaik di dunia.10
Sepertiga dari Delta Mekong adalah rawa-rawa, dan di utara, ada sungai yang rata dan penuh rerumputan tapi di musim hujan, kedalamannya bisa mencapai tiga meter. (BBC Indonesia,2015)

            Dampak negatif dari pembangunan bendungan raksasa Cina telah diulas dalam jurnal World Rivers Review edisi Desember 2014. Pembangunan bendungan tersebut juga menyebabkan ketidakstabilan suhu air sungai yang akan berpengaruh kepada beberapa hal seperti perubahan perilaku ikan, perubahan pola migrasi ikan, dan reproduksinya. Pembangunan bendungan juga akan menutup jalur migrasi ikan saat bereproduksi maupun mencari makanan. Bendungan raksasa di wilayah hulu ini juga akan menghambat aliran endapan unsur hara ke arah hilir. Endapan hara ini mengandung zat-zat yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah di wilayah hilir. Endapan-endapan yang alirannya dihambat oleh adanya bendungan raksasa juga berfungsi untuk mencegah erosi di sepanjang aliran sungai sebagai akibat penambangan pasir. Selain itu, unsur endapan ini juga bisa menghalangi naiknya air laut ke wilayah muara atau delta Sungai Mekong yang terkenal subur. Jika endapan ini terhambat alirannya oleh adanya bendungan maka air laut dapat naik ke wilayah pertanian yang tentu dapat berakibat fatal terhadap tanaman-tanaman pertanian yang tidak memerlukan salinitas di dalamnya seperti padi dan sayur-sayuran.10
                Kesimpulannya yaitu Sungai Mekong adalah sungai yang mengalir dari dataran tinggi Qinghai di wilayah Tibet hingga bermuara di Laut Tiongkok Selatan yang tidak hanya mengaliri satu negara saja. Sungai ini sangat berpotensi besar bagi Negara yang dilaluinya seperti Myanmar, Kamboja, Thailand, Laos, dan Vietnam. Sungai ini berpotensi besar untuk pengairan lahan pertanian, sumber energi listrik dan produksi hasil perikanan air tawar. Selain itu sungai ini juga memiliki manfaat hasil pertambangan di wilayah hilir seperti tambang pasir. Oleh karena itu dalam pengelolaan sungai ini perlu dilakukan pengawasan pemanfaatan potensi yang ada agar tidak dilakukan secara berlebihan, karena harus memperhatikan  negara-negara lainnya yang dialiri oleh aliran sungai mekong.11 Maka dari itu, dalam pengelolaanya diperlukan sebuah wadah atau kerja sama di regional asia tenggara khususnya yang dialiri sungai Mekong  untuk mengatur pemanfaatan sungai Mekong agar tidak menimbulkan konflik antar negara dan juga tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Salah satu solusinya ialah meningkatkan kembali peran Komisi Sungai Mekong atau Mekong River Commission.

Referensi
1Mekong River Facts, Research Program on Water, Land, and Ecosystems, diakses dalam https://wle-mekong.cgiar.org/mekong-river-facts/ (4/4/2020, 17.14 WIB).
2 The Lower Mekong Dams: A Transboundary Water Crisis, International Rivers, diakses dalam https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-dams-a-transboundary-watercrisis-7900 (4/4/2020, 17.20 WIB).
3 Mario Ritter, China-led Groups Wants More Development on Mekong River, Voice of America, diakses dalam https://learningenglish.voanews.com/a/china-led-group-wants-more-developmenton-mekong-river/4205103.html (4/4/2020), 17.24 WIB.
4 Mekong Basin, Mekong Flows, diakses dalam http://mekongriver.info/mekong-basin (4/4/2020, 18.20 WIB).
5 Ibid.
6Mekong River Basin, Aquastat, diakses dalam http://www.fao.org/nr/water/aquastat/basins/mekong/mekong-CP_eng.pdf (4/4/2020, 18.24 WIB)
7 Natural Resources, Mekong River Commission for Sustainable Development, diakses dalam http://www.mrcmekong.org/mekong-basin/natural-resources/ (4/4/2020, 18.30 WIB).
8 Jiang, Gao. 2017. Menelusuri Sungai Mekong, Melihat Krisis Lingkungan Akibat Tambang Pasir diakases dalam https://www.vice.com/id_id/article/j5jw9p/menelusuri-sungai-mekong-melihat-krisis-kemanusiaan-akibat-tambang-pasir
10 Indra, Putu Agung Nara. 2016. Politik yang Mengalir di Sungai Mekong dalam https://tirto.id/politik-yang-mengalir-di-sungai-mekong-b43F
11 The lower Mekong Dams: A Transboundary Water Crisis, International Rivers, diakses dalam https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-dams-a-transboundary-watercrisis-7900 (04/04/2020, 19.07 WIB).
Việt, T. (2013, March 28). The Lower Mekong Dams Factsheet Text. Retrieved from International Rivers: https://www.internationalrivers.org/resources/the-lower-mekong-damsfactsheet-text-7908

Komentar